SURABAYA beritaihwan.my.id - Percaya diri menjadi hal yang sangat penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tidak semua orang yang hadir dalam hidup kita akan tinggal selamanya atau memberikan kasih sayang yang tulus. Hal inilah yang disampaikan oleh Zubaidi, seorang warga Surabaya, dalam sebuah perbincangan mengenai pentingnya membangun kepercayaan diri.
Menurut Zubaidi, banyak orang terlalu mudah mempercayai orang lain hanya karena merasa dekat atau sering berinteraksi. Padahal, kedekatan di dunia ini belum tentu menjamin ketulusan hati seseorang. “Dari beberapa orang yang kita kenal, belum tentu mereka akan sayang kepada kita selamanya,” terang Zubaidi.
Ia pun menekankan pentingnya membangun sikap mandiri dan percaya pada kemampuan diri sendiri, daripada menggantungkan kebahagiaan atau keputusan hidup pada orang lain. “Lebih baik percaya kepada diri sendiri daripada kepada orang yang cuma ada di dunia,” ujarnya.
Pernyataan Zubaidi ini menjadi pengingat bahwa kepercayaan diri adalah pondasi utama dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Saat seseorang mampu berdiri di atas kakinya sendiri, maka ia akan lebih kuat menghadapi perubahan dan kehilangan.
Kepercayaan diri, menurut beberapa psikolog, juga berpengaruh terhadap kesehatan mental. Seseorang yang percaya pada dirinya sendiri cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan mampu mengambil keputusan dengan lebih tenang. Ini membuktikan bahwa sikap mandiri tidak hanya penting secara sosial, tetapi juga bermanfaat secara psikologis.
Di era digital saat ini, banyak orang terpancing untuk membandingkan diri dengan orang lain di media sosial. Zubaidi mengingatkan, terlalu fokus pada kehidupan orang lain justru bisa menurunkan rasa percaya diri. "Kita harus fokus pada perjalanan kita sendiri, bukan pada pencitraan orang lain," tambahnya.
Pakar pengembangan diri juga menyarankan agar setiap individu mengenali potensi dalam dirinya. Dengan mengenal kekuatan dan kelemahan diri, seseorang dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya secara optimal. Hal ini akan membentuk kepercayaan diri yang sehat dan realistis.
Zubaidi juga mengajak generasi muda untuk tidak mudah terpengaruh oleh pujian maupun kritik yang berlebihan. Ia menyarankan agar semua masukan dijadikan bahan refleksi, bukan sebagai penentu harga diri. “Jangan terlalu tinggi saat dipuji, dan jangan terlalu rendah saat dikritik. Kita harus tahu siapa diri kita sebenarnya,” tuturnya.
Lebih jauh, ia berharap setiap orang bisa menanamkan prinsip bahwa kepercayaan terbesar adalah kepada diri sendiri dan kepada Tuhan. Dengan dua hal itu, seseorang akan memiliki pegangan yang kokoh dalam menghadapi lika-liku kehidupan.
Membangun kepercayaan diri memang membutuhkan proses, namun hasilnya akan menjadi bekal berharga dalam menjalani kehidupan yang lebih mandiri, bijaksana, dan tahan banting.
Reporter : Ihwan